Senin, 07 Februari 2011

Tentang Eug dan Kata Kata

Sebuah tulisan dari seorang penulis

Malam dingin diatas loteng, ditemani segelas kopi Nescafe dan laptop ACER yang setia menemaniku dikala aku ingin menggoreskan Microsoft word dengan karya tulisan amatirku. Melihat bintang malam saat ini sangat begitu indah, kerlap kerlip melukiskan langit malam sehingga membuatku merasa tenang dan melupakan sejenak aktifitasku tadi pagi hingga sore hari. Sedikit termenung memikirkan cerita kehidupanku saat ini, mungkin ada beberapa cerita yang unik namun kebanyakan menyedihkan tetapi memberikan sebuah pengalaman hidup yang nanti bisa ku ceritakan kepada anak-anak ku nanti atau menjadi sebuah dongeng kecil sambil menemani seorang istriku tertidur nanti.

Waktu terus bergulir, hingga sebentar lagi aku menginjak ke usia 23, mungkin banyak yang kaget atas umurku yang masih muda. Tidak kawan, bagiku umur menjelang 25 itu sudah hampir tua hehehehe…. Tidak ada yang tahu sampai kapan umur kita terus bertambah dan aku menargetkan diri jika sudah memasuki umur 25 aku harus memiliki segalanya. Optimis?, sudah pasti, kita harus menjadi seseorang yang optimis dalam hal apapun, hanya orang bodoh dan tidak ingin melihat masa depannya bahagia saja yang selalu berbicara mengandung bumbu pesimis. Apa yang belum aku punya saat ini adalah seorang pasangan yang benar-benar mau berada diduniaku.

Menuliskan sebuah kata pasangan, aku jadi teringat tentang masa lalu, dimana aku berjibaku dengan cinta dan rasa emosi selama lima tahun bersama Vika. Dimana dia sekarang ya?, kita hampir saja menikah tetapi memang dasar takdir memisahkan kita tanpa mau melihat kita duduk berdua dipelaminan. Ya itu pilihanmu anak manis, aku adalah manusia yang mudah menerima keputusan dan karena itu juga adalah hak dirimu dalam memilih siapa pemimpin kehidupanmu nanti. Untuk kedua kalinya juga aku mengalami nasib yang serupa, ehm dikhianatin… ya walaupun dia berkhianat baru dari hati tetapi tetap tidak akan bisa setia jika hatinya saja sudah berpaling.

Memang, sebuah kesetiaan itu susah untuk dilakukan, lebih mudah memberikan sebuah perhatian tetapi apakah ada yang sanggup mengunci hati itu untuk tidak bertengger di lain hati?, susah, dan akupun mengakui itu sulit walaupun selama ini aku berusaha menjaga kesetiaan. Aku pun berpantang untuk berkata ‘putus’ atau selamat tinggal kepada pasangan namun bila pasangan tersebut berucap sekali ‘putus’ niscaya untuk kedepannya hubungan tersebut tidak akan mudah dijalankan. Dalam pernikahan pun dilarang keras bibir kita ini berucap kata cerai, karena sekali saja berkata cerai, untuk selanjutnya akan terus berkata cerai hingga benar-benar cerai. Bagaimana pun, masalah dalam sebuah hubungan bisa diselesaikan dari hati ke hati bukan secara emosi memakai ego. Jadi teringat sebuah nasihat dari Almarhum Pakde ku, tiada masalah yang dapat terselesaikan dengan emosi apalagi baku hantam, hanya berbicara dari hati yang dapat menyelesaikan masalah karena lidah lebih tajam dari pedang namun bila digunakan dengan benar akan memutuskan permusuhan dan merobek batas keegoisan manusia.

Oh iya, sahabat-sahabatku satu persatu telah meminang gadis pujaannya, adapula yang sudah menggendong gendong hasil buah pernikahan mereka, lucu dan sangat membuatku iri bukan main. Kita memang harus bersabar dalam menanti jodoh, namun kita harus terus berusaha mencari dan memilih mana yang terbaik untuk kita nanti. Mencintai seseorang memang sulit buatku, jika hanya sayang sih siapapun bisa karena basic manusia adalah makhluk sosial dan penyayang tetapi untuk menjadikan hati membuahi cinta sangat sulit bukan main. Jadi teringat lagi akan kalimat maha dasyat dari bunda, “rasa cinta itu hanya ada ketika awal kita mencintai seseorang untuk pertama kali mencintainya”. Berarti aku benar-benar mencintai seseorang kepada cinta pertamaku, ya itu sudah hampir 10 tahun yang lalu aku merasakan cinta pertama dengan seorang kaka kelasku waktu SD, si Witri, ya dia. Apakah aku dengan dia waktu pacaran memakai cinta?, sepertinya iya, apapun yang ia lakukan aku sukain dan apapun yang ia berikan adalah sebuah kejutan tapi cinta itu mudah surut ya hanya dari sebuah kalimat yang salah hahahahhaa….
Berarti selama ini berhubungan dengan wanita lain tidak memakai cinta?, ehm… dari 6 mantanku, Cuma 3 yang tidak memakai cinta, aku tidak akan menuliskan siapa saja dan yang pasti aku menjalankan hubungan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun itu karena cinta. Menjalankan sesuatu tanpa cinta seperti rasanya melihat pelangi, indah tapi kita gak pernah tahu ujung pelangi tersebut hingga tak jelas keberadaannya. Kejam?, sudah pasti tapi itulah hidup, aku pun punya hak untuk siapa aku mencintai dan untuk siapa aku menyayangi. Berawal dari rasa sayang itu bisa berubah menjadi cinta jadi tidak usah berpikir jikalau diriku tidak benar-benar mencintai seseorang.