Kamis, 04 November 2010

Kisah Cinta sang Monyet


Bukan gw monyetnya tapi istilah aja cinta monyet, sungguh...!!!

Mencintai seseorang merupakan hak bagi setiap umat manusia di dunia ini, tidak ada yang melarang mereka untuk menaruh hati pada lawan jenisnya. Orang jelek yang paling terjelek di dunia pun boleh merasakan jatuh cinta, bahkan orang yang ditakdirkan berwajah ganteng pun pasti sering memainkan cinta. Cinta... cinta...cinta... siapa yang tidak mengenal cinta?, bapak-bapak, ibu-ibu, adik-adik dan kakak-kakak semuanya pernah jatuh cinta. Cinta juga punya beberapa jenis, mulai dari cinta monyet, TTM-an , HTS-an sampai Cinta terakhir tetapi kesemuanya itu mempunyai kisah akhir yang tidak sama.

Seperti halnya cinta monyet, manusia yang mengalami hubungan percintaan kaya gini biasanya berumur 10 hingga 15 tahun dan dikaitkan dengan dunia remaja yang sedang mengalami masa-masa pubertas alias mencari jati diri. Gw sendiri enggak tahu kenapa dinamakan cinta monyet, apakah sang penemu cinta seperti ini adalah monyet?, atau tukang topeng monyet yang mencetuskan nama ini?. Menurut om Wiki, cinta monyet itu adalah istilah informal yang berarti perasaan cinta yang terjadi antara sepasang anak muda yang masih dalam masa remaja. Istilah ini juga dapat digunakan sebagai kata sindiran, yang digunakan kepada seseorang yang kurang mencintai pasangannya. Mungkin maksudnya adalah perasaan cinta sementara yang terjadi secara tiba-tiba dan terjalin tidak terlalu lama, bisa dikatakan cinta monyet merupakan fase kita mengenal cinta pada usia dini.

TTM, teman tapi mesra. Dahulu kala istilah seperti ini tidak ada dalam kamus bahasa gahoel anak muda namun kata TTM mulai digandrungi anak muda disaat lagu dari Duo Maya berjudul TTM (Teman Tapi Mesum) sering terdengar di radio-radio. Belum lagi video klipnya selalu hadir pada jam-jam tertentu meramaikan tontonan keluarga seperti layaknya iklan dari lejel home shopping. Mungkin pada jamannya gw SMA istilah TTM sering dipake buat cewek-cewek mempermainkan perasaan pria atau sebaliknya. Maksud dari Teman Tapi Mesra adalah dimana saat kita memiliki teman lawan jenis yang amat teramat dekat seperti orang pacaran biasa, Cuma bedanya kalau ini teman bukan pacar, kata mesra dalam istilah TTM merupakan sebuah cerminan seorang teman yang rajin memberikan perhatian baik perhatian secara audio (ucapan-ucapan) maupun perhatian fisik (belaian, sentuhan dan lainnya). tak jarang juga TTM-an menjadi rasa cinta yang sebenarnya akibat terlalu dekat menyentuh perasaan dan akhirnya jadian beneran.

Sedangkan HTS-an, mirip banget sama TTM-an, HTS-an artinya bukan Heka Teki Silang melainkan berarti Hubungan Tanpa Saksi eh.. Status Cuma bedanya disini seperti pacaran tapi bukan pacaran, pokoknya statusnya tidak jelas. dibilang pacar bukan tapi kalau dibilang bukan pacar kaya orang pacaran. Mungkin lebih jelas maksudnya seperti saat gw mencintai seseorang namun seseorang itu sepertinya tidak mencintai gw (kasian ya gw) atau sudah memiliki pasangan tetapi masih ingin menjalin hubungan cinta bareng gw (tambah kasian diduain). Hubungan seperti ini paling dirugikan adalah sang wanita, karena jika sang wanita telah dipermainkan dengan cinta tersebut maka sang pria tidak akan bertanggung jawab dengan dalih “kita HTS-an”. Sebenarnya HTS-an itu Cuma akal bulus seorang cowok saja dalam mencari cinta yang nantinya bisa dipermainkan. 
 
Terakhir adalah Cinta Serius, nah kalau ini hanya buat pasangan yang sudah matang umurnya dan memang berniat menjalin hubungan untuk terakhir kalinya, maksudnya memiliki pacar terakhir dan dijadikan istri. Kalau sudah memasuki fase Cinta serius, tidak ada kata main-main dalam menjalaninya, sudah pasti harus kenal keluarga pasangan satu sama lain dan bersikap lebih dewasa. Ciri khas yang paling mencolok bila sepasang kekasih menjalin cinta yang serius adalah menabung, mereka berdua menabung untuk membiayai pernikahan atau patungan bayar cicilan rumah baru untuk mereka tinggalin nanti berdua (kecuali mertuanya tukang ngikut). Walaupun namanya cinta serius, belum tentu berakhir dipelaminan, ada juga yang menjalin cinta tersebut namun harus bubar karena tidak cocokan lagi atau ketahuan selingkuh dengan pasangan sejenis (pengalaman sahabat).

Gw sendiri menikmati semua jenis-jenis percintaan diatas, masing-masing memiliki cita rasa yang berbeda walaupun semuanya berakhir bubar. Dari Sekolah Dasar. Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas hingga jaman gw kuliah masing-masing diwarnai dengan sebuah hubungan cinta. Ada kenangan indah, kenangan pahit bahkan hambar dalam menjalani tiap-tiap jenis cinta. Gara-gara menjalani kesemuanya itu, niat gw dalam belajar agak berkurang, lebih tertarik memahami arti cinta tersebut bersama lagu-lagu cinta yang sedang hits pada masa nya.


SEKOLAH DASAR

Ini adalah jaman dimana gw masih ingusan, belum bisa bedain mana temen cewek dan mana temen cowok karena semuanya sama-sama berdada rata. Gw hanya bisa mengenali jenis kelamin mereka dari pakaian dan rambut, yang cowok pasti memakai celana pendek dan berambut pendek sedangkan cewek pasti memakai celana rok dan rambutnya panjang. Makanya kalau ada cowok berambut panjang suka gw katain bencong, termasuk tukang parkir deket rumah yang akhirnya gw ditabok gara-gara dia merasa jengah tiap gw lewat didepan dia selalu gw panggil Mbak Edi. Sekarang mbak edi sudah beralih profesi menjadi tukang mie ayam yang digemari abang-abang tukang ojeg karena harganya murah dan lezatnya bukan main.

Sekolah Dasar itu memiliki banyak tingkatan kelas, mulai dari kelas 1 hingga kelas 6 dan tiap-tiap kelas memiliki dua jenis, seperti kelas 1a dan kelas 1b, perbedaan mencolok dari jenis kelas tersebut hanyalah jam masuknya saja. Kelas 1a masuk pada jam 7 pagi sedangkan kelas 1b masuk pada jam 1 siang. Gw sendiri lebih seneng masuk di jam 7 pagi karena siangnya bisa tidur siang sambil nonton telenovela atau film india dan sorenya main layangan sambil nyari anak kepik emas di sawah. Semakin gw beranjak ke tingkatan kelas, semakin tumbuh kedewasaan dalam diri gw sendiri. Kedewasaan gw tidak muncul secara otodidak melainkan akibat pengaruh dari radiasi sinetron Tersanjung dan film tersayang, sesekali gw dicekokin dengan kejamnya kehidupan rumah tangga dalam film Noktah Merah Perkawinan. Dengan menonton film tersebut gw jadi tahu jika pernikahan itu sangat amat teramat sulit, pas pacaran sangat mesra namun saat naik ke jenjang pernikahan malah sering berantem, oh cok simbara, kejam sekali dirimu dalam berperan.
Kelas 5 Sekolah Dasar merupakan masa di mana gw merasa hati ini sangat senang bila dekat dengan seorang cewek. Cewek tinggi dengan body nanggung itu telah membuat perasaan gw terombang ambing tidak karuan bagai sebuah perahu di tengah lautan menghadapi badai besar. Saat jam istirahat dimulai, gw keluar kelas dan langsung mencari perhatian ke dia dengan cara nimpukin dia pake mangga. Mangga di sekolahan gw dulu ukurunanya bukan ukuran mangga pada umumnya melainkan hanya sebesar jempol dewasa, gw menyebutnya mangga kerdil. Gw langsung memungut mangga yang terjatuh di tanah akibat terlalu matang dan memilih yang lembek supaya ketika mengenai kepalanya maka mangga tersebut akan hancur dan jika terkena baju akan berbekas bergetah sehingga ibunya akan marah banget saat mencuci bajunya. Kejam?, ah enggak kok, ini Cuma strategi klasik aja buat gw. Gw pernah membaca sebuah buku di gudang sekolahan, judulnya 1juta cara mengambil hati si dia dan di cara yang ke 543.320 itu gw mempraktekannya yaitu membuat si cewek benci banget sama kita, semakin benci maka akan semakin bagus hasilnya.

Pernah gak dengerin sebuah kalimat yang berbunyi seperti ini “kamu jangan membenci orang tersebut dengan sangat, nanti dia akan membayangi pikiranmu karena kebencianmu dan akhirnya kamu akan jatuh cinta” by Freddy S. Cara seperti itulah yang gw pakai saat ini, setiap hari gw bikin dia nguber-nguber gw dengan wajah marahnya. Pernah juga terbesit rasa kasian jika harus menjailin dirinya terus setiap hari, namanya juga makhluk wanita, tak tega rasanya melihat dia sedih bajunya kena getah. Sesekali gw hentikan kegiatan iseng gw, namun ada sesuatu yang kurang dalam keseharian gw. Apalagi jika sehari saat jam istirahat tidak melihat dia, rasa batagor yang gw makan saat jam istirahat jadi enggak gurih dan es teh yang menjadi minuman favorit gw berasa seperti air ketuban. Gw pun kembali isengin dia terus tetapi dengan cara yang lain, yaitu main ceng-cengan, karena postur tubuh dia tinggi maka gw sering manggil dia tiang listrik, dia marah bukan main tetapi kemarahan dia menimbulkan kepuasan tersendiri layaknya seorang penjaga gawang membobol gawang lawan.

Keisengan gw hanya berlaku di lingkungan sekolah saja, ketika bertemu dengan dirinya diluar sekolah, gw pasti berlari menjauhnya dan ngumpet disuatu tempat yang tidak terlihat oleh dirinya. Bahkan pernah ketemu dia bersama teman-temannya sedang naik sepedah, alhasil aksi kejar-kejaran antar sepedah pun tidak terelakan. Sepeda gw yang reyot dan penuh karat itu berusaha berlari 100 kilometer perjam namun tenaga gw yang gak sanggup hanya bisa merenung tetapi mereka tidak berhasil mengejar gw karena gw kabur ke arah pematang sawah yang penuh lumpur dan yuyu. Gw merasa lelah, biarpun sangat lelah tetapi gw menyukai semua yang telah terjadi, ada rasa kepuasan dalam diri gw sampai gw selalu berpikir tiap mau tidur, ide keisengan apa yang bisa gw lakuin besok agar dia tidak bosan di isengin gw. Akhirnya gw mendapatkan ide briliant untuk isengin dia, pulang sekolah gw beli melon yang sudah dipotong sama tukang rujak keliling. Melon tersebut gw makan di rumah, siang-siang panas begini memang cocok makan melon yang dingin. Kulitnya tersebut tidak langsung gw buang melainkan gw iris-iris dan gw buang kuliat luarnya, alhasil melon-melon tersebut menjadi beberapa potongan yang siap diolah. Potongan melon-melon tersebut gw masukin kedalam plastik es kecil, lalu gw masukin air cuka kira-kira 1 tutup botol sirup ABC, setelah itu di iket kencang jangan sampai bocor dan diamkan selama semalam.
Keesokan paginya gw periksa ramuan bau yang terbuat dari melon dan cuka, ternyata sudah jadi bahkan baunya saja sudah kecium walaupun belum dibuka plastiknya. Gw ambil suntikan bekas nyuntik polio waktu ada acara hari bebas polio dan poliandri. Air cuka ramuan tersebut gw masukin kedalam suntikan, gw tutup suntikannya dan senjata biologi siap di gunakan. Sampai di kelas gw selalu melihat jam di dinding, menantikan jam 10 tiba yang berarti jam istirahat buat para murid-murid SD Pekayon Jaya 6. gw membayangkan ketika suntikan ini memuntahkan cairan ke arah rambutnya pasti dia bakal ngamuk-ngamuk dan temennya menjauhinya sambil berteriak “ih witri bau... bau... cewek bau.... cewek bau....” karena bau nya yang teramat bau lebih bau dari kumpulan penghuni septitenk. Ehm. Gara-gara membayangkan hal itu, gw jadi ketawa-tawa sendirian dan disuruh maju kedepan membersihkan papan tulis dengan telapak tangan.

Ketika bel jam istirahat berbunyi, gw langsung mengambil suntikan dan gw taruh dikantung celana sambil gw pegang sakunya agar tidak tersenggol teman-teman lainnya. sesampainya dikelasnya, gw celingak celinguk kaya maling jemuran namun tidak terlihat batang hidungnya berada di kelas tersebut. lalu ada seorang temannya mendekati gw sambil berkata “lu nyari Fitri ya?, dia gak masuk, sakit tipes katanya”. Gw seperti kera kehilangan pisangnya, sedih karena sebuah rencana besar gw menjadi sia-sia tanpa hasil. Lebih malangnya lagi gw terdorong jatuh ke lantai akibat salah satu teman gw berlari dan menabrak gw dengan teramat sengaja. Tubuh gw tersungkur kelantai, semua orang tertawa terbahak-bahak melihat gw terjatuh dan gw sadari cairan cuka yang berada disaku celana... pecah. Gw pun bangkit sambil melihat keadaan celana gw yang basah, hidung gw langsung mencium bau neraka jahanam yang berasal dari saku celana gw, tentu saja teman-teman gw pada muntah ditempat karena bau tersebut dan gw menjadi bulan-bulanan temen-temen sekelas yang mengira kalau gw berak di celana.

Sejak kejadian tersebut gw gak lagi iseng sama dia, ternyata ini yang dinamakan kurma eh... karma. Apa yang kita perbuat terhadap orang lain bakal kembali lagi ke diri kita sendiri, gw menjadi tambah serba salah ketika tahu kalau Fitri tipes karena kecapekan akibat ngejar-ngejar gw sampai ke pelosok kampung. Rumah kami berdua berbeda komplek saja namun dia sering main kekomplek gw karena teman-teman sekelasnya lebih banyak berada dikomplek gw. 2 hari tidak melihat dia rasanya kangen banget, setiap jam istirahat gw mengintip ke kelasnya dan lagi-lagi teman sebangkunya memberitahukan kalau dia tidak masuk dengan kalimat yang sama seperti pertama kali ia memberitahukan itu ke gw. Dalam benak ada rasa ingin kerumahnya untuk menjenguk tetapi gw takut kalau harus kerumah dia menjenguknya sendirian, pasti dia akan teriak-teriak “mamah dia pelaku yang membuat aku jadi tipes mah, bunuh dia mah... bunuh dia....”. ah tidak, jangan sampai seperti itu, kalaupun gw mengajak teman pasti mereka pada curiga kenapa gw bela-belain kerumah kakak kelas yang selalu gw isengin. Gosip itu kejam kawan, sekali saja ada gosip percintaan diantara murid-murid sekolah dasar dipastikan hidup gak bakalan tenang. Mau kemana saja pasti ada yang teriak “ciyeee.... ciyeee...”, mau ke wc pasti ada yang teriak “ciyeeee.... ciyeee.....” dari luar wc, gimana kalau bertemu berduaan di sekolahan bisa-bisa satu sekolah teriak “ciyeeee.... ciyee..... prikitiew.....”. gw gak ingin ini semua terjadi, mau ditaruh dimana muka dan alis lentik gw ini. Apalagi rumah gw tidak jauh sekolahan, kalau sampai gw ketahuan jatuh cinta diusia dini bakalan ditarik segala fasilitas gw dirumah seperti sega, sepeda dan beberapa boneka barbie.
Setelah 5 hari terkurung didalam rumah karena sakit, Fitri kembali masuk dengan wajah belum cerah seperti sawi sejak sore tidak laku dan tubuhnya agak kurus tak bermakna. Kasihan sekali dia ya, padahal gw gak ada niatan membuat dia sampai seperti itu, ternyata segala ke isengan gw harus berlabel Parental Advisory Exclipt Content. Dia pun jadi cuek kalau ketemu gw, diem seribu bahasa bahkan buang muka sehingga dia terlihat tidak mempunyai muka. Bersama teman-temannya dia juga jarang bercanda, biasanya lincah dan gesit tetapi setelah dia sakit kelincahan dia menjadi menurun, tidak lagi salto ataupun kayang di depan kelas. Diam-diam gw selalu memperhatikan dia, takut-takut dia pingsan secara tiba-tiba dan gw harus siap berlari menolongnya layaknya pahlawan super.

Sampai akhirnya dia lulus sekolah dasar, gw cukup merasa sedih karena bakal setahun kurang gw tidak melihat dia dan gw bahagia karena gw naik ke kelas 6 bahkan gw duduk ditempat ia biasa duduk dikelas. Cawu demi cawu gw lewatin hingga akhirnya gw gak tahan menahan rasa rindu ini kepadanya, bagaimana hidup gw bisa tenang jika ada kehampaan dalam ruang hati ini, seperti ada keharusan untuk mengisinya tapi entah apa (preettt....). akhirnya gw beranikan diri mencari nomer teleponya di buku perpisahan SD, kebetulan buku tersebut berada diperpustakaan sekolah sehingga dengan mudahnya gw mendapatkan nomer teleponnya. Gw selalu waspada terhadap orang-orang di sekeliling perpustakaan karena takut mereka mencurigai gw mencuri buku-buku tabungan siswa karena pernah ada yang membuat gosip kalau gw adalah sang kolektor buku tabungan. Setelah berhasil mendapatkan nomer teleponnya, gw pun pulang kerumah dengan rasa tak sabar menanti malam menjelang.

Malam hari pun tiba, para tukang martabak dan nasi goreng keluar sarangnya mengelilingi pemukiman untuk menjajakan dagangannya. Gw pun tidak mau kalah, dari jam 7 malam gw dah stand by berada di depan telepon rumah untuk memastikan malam ini telp tidak ada yang menggunakannya. Gw bersihkan setiap sudut telepon rumah sambil mengecek semua fungsi tombol agar tidak mengganggu niat gw menghubungi sang pujaan hati. Pukul 7 lewat 15 malam, jemari gw dengan aktif menekan tombol-tombol nomer sesuai nomer telepon dia dan ternyataaaaa....... salah sambung, mencoba konsentrasi menekan tombol agar tidak salah lagi namun hasilnya salah sambung lagi. Hingga ke empat kalinya salah sambung dan akhirnya gw kapok karena nomer telepon yang gw hubungi tersebut ngamuk-ngamuk parah karena merasa diteror oleh suara wanita yang tak lain adalah suara gw (waktu umur segitu suara gw kaya wanita).

Gagal sudah niat gw malam ini untuk meminta maaf sama dia, bingung gw jadinya harus gimana lagi, satu-satunya cara dengan menghubungi temannya dan meminta no telepon rumahnya yang paling benar dan nyata. Kendalanya, gw gak akrab sama teman-temannya kalaupun gw menghubungi temannya, basa basi apa yang harus gw keluarkan agar tidak menimbulkan rasa curiga. Mungkin berpura-pura sebagai staff sekolah dan menanyakan no telp Fitri yang sebenarnya karena nomer telepon yang ada di buku kenangan sekolah tidak dapat dihubungi. Yup, itu alasan yang tepat tetapi suara gw yang seperti wanita ini pasti akan menimbulkan rasa curiga apalagi di televisi sedang heboh berita tentang pembunuhan berantai lewat telepon atau hipnotis melalui telepon. Saatnya berpikir keras lagi di dalam kamar sambil tidur-tiduran supaya otak tidak berat dalam berpikir hingga akhirnya gw ketiduran.
Sayup-sayup dalam mimpi gw dengar nyokap memanggil-manggil gw dari alam sadar, pas mata ini terbuka pelan terlihatlah sesosok ibu Rumah Tangga yang pernah ngelahirin gw mengguncang-guncang tubuh gw sambil berkata “ada telepon dari Fitri......”, ah sial masih saja gw bermimpi kalau Fitri yang telepon gw. Nyokap langsung nyubit pipi gw yang ranum ini dan ternyata sakit... hah sakit?, ternyata ini beneran!!!. Gw langsung berlari kecil menuju tempat dimana telepon itu berada dan setibanya disana gw langsung angkat gagang telepon sambil berkata “aaa.... aaa.... aaallooo...”. tidak ada suaranya?, gw coba berucap halo untuk kedua kalinya juga gak ada suaranya, “kamu terbalik naro gagang teleponya ditelinga..” nyokap berbicara kepadaku, yap.. jelas saja tidak ada suaranya ternyata gw terbalik menempelkan gagang telepon yang hangat itu ke telinga. Kali ini ada suara wanita diseberang sana, suara wanita yang agak malu-malu berkata apakah benar ini Raffie, gw ngebayangin kalau dia bermuka merah sambil ingusan berucap seperti itu hehehehe....

Fitri : “ eh... haloo... ini Raffie bukan?”
Gw : “i..iya... betul.. ini siapa yuah?”
Fitri : “ini gw Fitri, temen lu waktu SD”
Gw : “oh... iya ya gw inget, ehm... ada apa kok telepon kemari? “
Fitri : “ganggu ya, maaf deh kalau ganggu”
Gw : “ah enggak kok... apakabar wit?, sekarang di smp mana?”
Fitri : “di SMP 2 Bekasi”
Gw : “oh.....”
Fitri : “gini Fie, gw punya buku atlas punya lo, ini katanya bekas dipinjem nina waktu gw kelas enam dulu, masih ingat?”
Gw : “oh iya masih, wah lupa kalau dia belum balikin, pantas gw cari gak ketemu, kok bisa ada di Fitri?”
Fitri : “iya, soalnya dia nitipin ke gw, dia satu kelas sama gw dan gak tahu rumah lu dimana”
Gw : “oh pantes Fitri tahu no telepon rumah gw, pasti ngeliat di belakang buku atlasnya ya?”
Fitri : “iya hehehe... gw mau balikin atlas lu nih, tapi ketemuan di taman komplek rumah lu aja ya”
Gw : “boleh, besok sabtu aja ya, jam 4 sore abis nonton film kamen rider”
Fitri : “okey, jangan lupa, kalau gak jadi telepon gw ya”
Gw : “sheep”

Scene komunikasi telepon antara gw dengan Fitri kelar sudah, sayang otak gw yang masih lemot berpikir cepat akibat baru bangun tidur terlupa untuk meminta nomer telepon dia. Gimana kalau besok gw gak bisa ketemuan, kemanakah harus kuhubungi dirinya?. Berarti bisa tidak bisa ketemuan, pokoknya harus bisa biar tidak mengecewakan dia lagi. Sampai jam 12 dini hari gw gak bisa tidur, suaranya dia selalu melekat di telinga gw seakan sudah bersarang menetap dalam lubang telinga. Suaranya halus banget di telepon berbeda dengan suara aslinya yang cempreng mirip kaleng rombeng, apalagi dulu kalau kita komunikasi pasti dia bernada kasar seakan membenci gw tetapi malam ini dia berkata halus seperti baru pertama kali kenal. Gw jadi teringat buku dengan judul ‘1juta cara mengambil hati si dia’ yang pernah gw baca waktu kelas 5 dan ternyata sang penulis buku tersebut nyata benar.
Pada hari H nya, membuat perasaan gw serba salah. Sampai-sampai gw salah bawa buku pelajaran hari sabtu malah membawa buku pelajaran hari senin. Pikiran gw hanya pada pukul 4 sore dan sebuah taman yang berada di ujung komplek rumah gw. Detik-detik waktu yang gw lalui rasanya lebih lambat, siang hari dirumah juga tidak dapat gw manfaatkan untuk tidur siang melainkan termenung bingung harus berbuat apa nantinya jika dia benar-benar datang mengembalikan buku atlas. Jika gw kedokter hari ini juga minta di operasi, pasti terdapat rimbunan bunga-bunga sedang mekar di bilik hati gw, andai hari ini hujan meteor pun gw akan tetap berangkat kesana demi menemuinya. Ini kah yang dinamakan jatuh cinta?, inikah cinta pertama?, berawal dari iseng-iseng ingin membuktikan kebenaran dalam buku tersebut akhirnya gw merasa jatuh cinta sungguhan.

Tiba saatnya pukul 4 kurang 15 sore, gw bergegas menuju taman komplek setelah mandi selama 1 jam lebih, itu sudah termasuk buang air besar dan sedikit perawatan tubuh. Sepeda gw kayuh dengan begitu semangat, mulut terus-terusan tersenyum tiada henti hingga gw disangka gila oleh pedagang somay yang kebetulan pas-pasan bertemu dijalan. Sesampainya disana, keadaan taman memang cukup ramai, ada beberapa anak seusia gw sedang asik bermain layangan dengan kabel telepon dan ada juga ibu-ibu yang sedang bermain bersama anaknya sambil nyuapin mereka nasi, gw rasa nasi tersebut sudah tercampur oleh beberapa bakteri dan debu, pantas saja anak-anak kecil jaman sekarang tidak banyak yang dapat predikat cumlaud. gw duduk di dekat sepasang pohon beringin, kenapa gw bilang sepasang? Karena salah satu pohon tersebut mempunya gundukan di bagian tengah seperti buah dada maka gw pastikan dia adalah pohon betina sedangkan sang jantan tidak mempunyai identitas kelamin apapun karena rata tidak memiliki gundukan di bagian bawahnya. (jaman waktu SD, otak gw udah ngerti yang namanya kelamin manusia itu seperti apa tapi belum tahu apa kegunaannya)

Sudah jam 4 lewat 10 sore, anak-anak yang bermain layangan sudah selesai bermain karena layangannya pada putus akibat diadu dengan layangan lain. Hanya beberapa anak-anak kecil saja yang bermain bola, padahal main bola dengan kaki nyeker seperti itu rasanya sakit sekali lho, batu-batu kerikil sangat banyak menghiasi tanah taman ini. Gw melihat sekeliling taman buat memastikan akan ada tanda-tanda kemungkinan dia hadir dari kejauhan, ternyata dugaan gw benar. Sesosok wanita dengan rambut panjang di kuncir sedang melaju kehadapan gw dengan sepeda federal birunya yang terkenal mampu menembus kecepatan 100kpj. Ia tersenyum melihat gw, gw pun juga tersenyum melihatnya tapi senyum gw berubah menjadi raut bibir kepanikan karena semakin lama dia menambah kecepatannya layaknya ingin menabrakkan sepedanya ke diri gw. Langsung saja gw menghindar cepat dari pada gw mati konyol akibat ditabrak sepeda oleh seorang wanita muda baru kelas 1 SMP dan membawa buku atlas di tangan kirinya. “braak...” ia menabrakkan sepedanya ke arah tembok sambil berkata “maaf sepeda gw remnya keras”, jadi seperti itu cara ia menghentikan laju sepedanya. Lucu juga, walaupun terlihat praktis namun sungguh berbahaya kalau kita berada ditepi jurang dan ditengah padang pasir, tidak ada objek yang bisa kita tabrak untuk menghentikan laju sepeda kita. Ia turun dari sepedanya sambil merapikan pakaiannya yang berantakan akibat guncangan dasyat tak terelakan. Gw menghampirinya sambil membantu memarkirkan sepedanya, ternyata sepedanya tidak ada standarnya sehingga gw harus memarkikan sepeda tersebut di pepohonan dan memastikan tidak ada semut yang mencoba menaiki sepedanya, bisa gatal-gatal nanti.
kamu gak apa-apa?” gw bertanya kepadanya, “kamu?” dia pun heran. “eh maksud gw, lu gak kenapa-kenapa?”, mungkin dia terlihat heran ketika gw berkata lu menjadi kamu, gw sendiri juga heran kenapa tiba-tiba gw berucap kamu. “gak apa-apa kok, thanks, oh iya nih buku atlas lu, maaf agak kotor karena gw taro di atas lemari” langsung memberikan buku itu ke gw. Anjrit, buku gw penuh tai cicak, betapa najisnya buku ini kawan, pengen ngambil tapi gw jijik kalau gak diambil alasannya apaan?, masa cowok keren kaya gw gini takut sama tai cicak, itu kan gak ngigit. Tangan gw gemeteran ngambil tuh buku, air ludah beberapa kali ingin keluar dari mulut akibat ada rasa eneg gak karuan membayangkan betapa nikmatnya cicak-cicak dirumahnya berak dengan tanpa dosa. Setelah buku tersebut gw ambil, Fitri ngajakin gw makan mie ayam di deket taman ini, lucu juga rasanya kalau di ingat-ingat. Dulu kita berdua saling kejar-kejaran dan timpuk-timpukan namun sekarang kita berdua asik makan mie ayam.

Kita ngobrol-ngobrol ringan masalah disekolah masing-masing, ternyata jaman-jaman smp malesin banget, apalagi ada yang namanya ospek. Dia disuruh datang ke sekolahan dengan dandanan orang gila, betapa malunya dia selama di angkot mengenakan baju gak karuan dengan topi camping pak tani berhias mahkota tali rafia, belum lagi karung tepung yang ia bawa sebagai pengganti tas sekolah. Gw tertawa terbahak-bahak membayangkan dirinya seperti itu di dalam angkutan umum, apa yang ada dipikiran orang-orang saat melihat dia duduk terdiam didalam angkot, pasti ingin tertawa tapi tak enak. Gw gak berhenti terbahak-bahak namun langsung terdiam saat dia berkata “jujur sebenarnya gw kangen sama lo”, gw langsung tersendak-sendak sampai terbatuk menahan shock tak terkira. “iya gw kangen sama lo, menurut gw lu itu orangnya lucu, walaupun sering jailin gw tapi membuat gw gak merasa kesepian”. Oh god... dia berkata seperti itu, muka gw memerah bukan main pasti warnanya seperti pantat beruk.

Gw jadi pendiam tetapi senyum-senyum sendiri seperti ibu-ibu yang sedang mencuci baju dan ternyata dibaju tersebut ada uang 500ribu rupiah tanpa pemilik. Mungkin karena ia tahu gw ini jadi malu akibat kalimatnya yang terlontar secara lepas, dia langsung pamit pulang sembari membayar 2 mangkok mie ayam. Ternyata yang membayar mie tersebut adalah dia, semakin malu gw dibuatnya, harga diri gw sebagai lelaki cukup dipermalukan tetapi apa daya jika gw gak bawa duit dari rumah. Sebelum dia melenggang pergi meninggalkan gw, dia memberikan gw sebuah kartu nama yang berisi nama, alamat dan nomer telepon rumahnya yang asli. Ternyata nomer telepon rumah yang gw catat sebelumnya dengan nomer telepon yang ada di kartu namanya sangat beda jauh tidak ada kemiripan sama sekali. Setelah menyerahkan kartu namanya, dia pun bergegas pergi kembali kerumahnya karena waktu sudah hampir petang. Sedangkan gw sendiri masih terduduk di bangku taman menatap langit-langit sore sambil menghitung burung-burung bangau yang pulang ke rumahnya setelah seharian mencari makan buat keluarganya. Terlalu dini buat gw untuk mengenal cinta kaya gini, tetapi kalau bukan sekarang? Kapan lagi gw akan mengenalnya karena gw juga mesti belajar untuk mencintai seseorang. ah... mungkin perasaan gw aja yang GR (Gede Rasah) menilai sifat seseorang, bisa saja dia kangen sama gw karena selalu mendengar gonggongan anjing tetangga dan langsung teringat dengan suara gw yang suka teriak-teriak manggil di tiang listrik, atau muka tukang somay yang biasa lewat didepan rumahnya sangat mirip dengan gw maka dia langsung ingin ketemu gw untuk memastikan kalau gw bukan si pedagang somay tersebut.
Belum kelar hari itu berganti pagi, malam harinya gw langsung telepon dia untuk ngucapin terima kasih karena telah ditraktir mie ayam secara gratis namun ternyata itu semua bukan traktiran untuk gw melainkan gw harus menggantinya nanti kalau ketemu dia dalam bentuk makanan lain. Sejak pertemuan itu, gw jadi sering nemuin dia tiap sore di taman itu. Kita sering main sepedahan bareng sambil nangkepin kepik anak mas seperti yang biasa gw lakukan saat sore menjelang, sesekali bermain lupis berdua. Lupis bukan nama sejenis kue tradisional yang terbuat dari beras ketan dicampur air gula merah dan kelapa parut, lupis merupakan sejenis permainan anak-anak kreatif yang mempunyai sifat pemulung. Permainan ini menggunakan beberapa bungkus rokok bekas, bisa ditemukan pada bak-bak sampah atau minta kepada perokok di jalan. Tiap-tiap bungkus rokok mempunyai nilai tersendiri, semakin langka bungkus rokok tersebut, maka semakin mahal nilainya.

Bungkus rokok tersebut dilipat menjadi sebuah pipihan kertas, cara bermainnya cukup menumpuk bungkusan rokok yang sudah dilipat tersebut hingga menjulang tinggi, biasanya sih cukup sampai 10 tumpukan saja, bungkus rokok tersebut ditumpuk pada sebuah lingkaran yang digambar dengan kapur. Setelah ditumpuk kita lempari tumpukan tersebut dengan sendal jepit yang sedang kita pakai, dengan jarak 10 meter kita harus bisa melempar tumpukan rokok tersebut dengan tepat. bila mengenai tumpukan tersebut dan berhasil merubuhkan sebagian bungkusan rokok hingga keluar lingkaran, maka bungkus-bungkus rokok yang keluar lingkaran itulah yang menjadi milik sang pelempar sendal. Rata-rata para pemain membawa sendal khusus yang dinamai ‘sendal gacoan’, kualitas dan bentuk sendal harus mereka pelajari agar tepat mengenai tumpukan tersebut.

Gw sering nemenin Fitri kerumah temennya, walaupun sering agak dicuekin karena gw gak ngerti semua yang mereka omongin. Maklum gw masih anak SD sedangkan mereka sudah SMP dan pembicaraan mereka sudah mengenai pelajaran matematika rumit yang membuat otak mendidih hingga 600dc. Gw merasa kalau kita berdua harus menentukan sikap atas kebersamaan ini dan pada hari sabtu temennya datang kerumah gw menitipkan sebuah surat kecil berwarna kuning dari Fitri. Temennya hanya berucap “ciyee.... ciye.... ciyee...” tanpa menjelaskan maksud atau tujuan surat ini ditunjukan ke gw. Didalam kamar gw buka surat mungil tersebut, dag dig dug dhuer rasanya dan ketika gw buka isinya ternyata terdapat kalimat “Fie gw suka sama lo, kalau lo suka gw juga balas surat ini dan kirim ke temen gw yang ngasih surah ini”, cukup singkat isi suratnya tetapi membaca isi surat ini membuat jantung gw berdetak cepat seperti dikejar-kejar gorilla milik tetangga sebelah. Gw gak mau sok jaim atau sok cool dimata para wanita, dengan ini gw menyatakan di dalam surat balasan kalau gw “gw juga suka sama lo”, cukup balasan surat yang singkat jelas dan padat. Surat balasan untuknya gw kirim langsung ke orang yang dipercayainya untuk mengirimkan surat itu kepadaku. Apa yang terjadi dengan hari esok ya, semoga surat itu sampai ditangan Fitri dan bukan ditangan bapak atau ibunya ya, bisa-bisa mereka berdua langsung menghubungi ditlantas polda metro jaya karena merasa diteror oleh surat yang tidak jelas asal-usulnya, bisa-bisa gw tertangkap dan dimasukkan kedalam penjara anak-anak nakal kelas berat setara dengan kejahatan percobaan pembunuhan terhadap pemerintah. Hal itu membuat gw tidak bisa tidur hingga akhirnya begadang menonton film jurassic park dan menyaksikan mas arief suditomo membacakan berita bulettin malam RCTI.

Minggu sore di sebuah taman tempat biasa gw bertemu dengannya telah menjadi saksi biksu kita berdua jadian, untuk merayakannya gw mentraktir dia susu murni nasional dalam kemasan gelas seharga 500 rupiah saja. Dalam sehari-harinya gw sama dia mirip banget sama orang-orang pacaran pada jaman penjajahan dulu, dia yang suka mengkepang rambutnya mirip kue kepang yg keras itu slalu bersepeda kerumah gw, lalu kita berdua sepedahan bareng. Ini pacaran paling sehat menurut gw karena mengurangi polusi udara serta membuat tubuh menjadi bugar serta selalu ceria bersama pasangan. Mungkin karena gw baru pertama kali pacaran sehingga waktu tempuh hidup gw 60% buat dirinya, pagi, siang, sore hingga malam pasti ketemuan kalau lagi gak sekolah. Malam minggu sudah wajib buat gw ngapelin dia, Cuma duduk berdua di teras dengan berbincang-bincang masalah kehidupan sambil memandangin tetangga depan rumahnya yang juga pacaran Cuma mereka sudah dewasa sekitar anak SMA-an getoh, jadinya ada beberapa adegan yang seharusnya kita berdua tidak melihatnya karena takut ikut-ikutan kepengen kaya mereka.

Perjalanan hubungan cinta kita tidak mulus-mulus banget, ada kontra terhadap hubungan kita, terutama dari tetangganya yang seumuran gw. Tiap kali gw ketemu sama tuh anak selalu bawaannya sinis gak seneng keberadaan gw di planet bumi ini, ngatain gw kaya bencong lah, kurus tapi hiduplah dan ngehina sepeda gw yang dah kumel namun bisa top speed sampai 120kilo pertahun. Gw sih sabar-sabar saja karena orang sabar itu biasanya rejekinya banyak, terbukti dengan seringnya gw di jajanin coklat sama Fitri, mungkin karena kasian lihat gw termenung melihat coklat yang ada di rak indomart tetapi tak membelinya layaknya kucing melihat ikan kembung dibalik kaca etalase makanan warteg. Kalau soal derajat emang gw dah kalah bertubi-tubi, dia lebih kaya dari keluarga gw dan dia juga lebih pintar dari gw secara dia itu sudah SMP kelas satu sedangkan gw SD saja belum tentu lulus karena masih dalam perjalanan menuju kelulusan sekolah dasar. Justru dengan adanya hubungan seperti ini gw jadi semangat dalam belajar di sekolah, namun kalau dirumah sih gak semangat, bawaannya pengen tidur gak bangun-bangun pas nempel di kasur biar bisa mimpi ketemu sama Desy Ratnasari atau Novia Kolopaking.

Kalau gw sedang diganggu sama teman-temannya, dengan gagah dia membela gw tanpa memandang mereka itu adalah teman-teman terbaiknya. Sebuah kalimat yang gw hapal saat dia marah-marah sama temannya untuk membela gw yaitu “Lu semua jangan ganggu cowok gw, terserah gw donk suka sama siapa?, apa kalian merasa rugi gw pacaran sama dia?, gw gak ganggu urusan pribadi kalian, lu semua mau pacaran sama kakek-kakek atau orok, gak ada urusan sama gw”. Sepertinya menjadi beberapa kalimat yang gw kenang. Hidup terkadang menjadi serba salah, setelah kita dapat akan merasa apa yang kita dapatkan itu adalah kekurangan kita. 1 bulan menjalin asmara sama orang lebih tua dan lebih tinggi sedikit derajatnya membuat gw selalu bertanya-tanya. Sambil duduk diatas ayunan kayu, gw melihat Fitri dari kejauhan lagi asik bermain basket bersama teman-temannya. Gw berpikir kalau gw ini begitu teramat jauh, gw gak mungkin hanya mementingkan perasaan hati gw sendiri, kasian sama dia sering dicengin sama temen-temennya, ya gw sendiri pun merasa sakit hati kalau ketemu temen-temennya dijalan pasti di hina dina seperti seorang wanita yang ketauan jinah dengan pria yang bukan suaminya.

Gw juga punya 2 hamster, lebih tepatnya sih bukan gw yang beli tuh 2 makhluk mirip tikus tersebut melainkan cewek gw yang membelinya dari uang saku. Dia kesemsem sama hamster punya temen gw bernama nikon (namanya mirip merk kamera, mungkin emaknya dulu ngidam difoto pake kamera nikon). Akhirnya gw nemenin dia beli sepasang hamster yang tak jauh dari SD komplek tetangga, gw pun membelikan makanannya berupa makanan padat semacam pur tapi khusus untuk hewan-hewan pengerat macam tikus dan kelinci. Kalau gw Cuma modal nganterin dia doank, wah harga diri gw sepertinya kurang elegan dimata dia, maka dari itu gw modalin satu bungkus pur kelinci ukuran 500mg, lumayan bikin dompet gw kosong akan duit recehan. Sepasang hamster lucu di taro di kandang yang sudah disiapkan oleh Fitri sendiri, biarpun dia cewek tapi sangat jeli dalam hal memilih kandang, suatu saat pasti dia akan menjadi wanita peternak terbaik se-Indonesia bahkan menjadi seorang konsultan kandang bagi para peternak-peternak hewan.

2 binatang hamster itu ia namakan vikui dan vikoi, gw aja bingung cara bedain mana yang vikui dan yang mana vikoi karena warna, bentuk, serta kotorannya sama saja, gak beda jauh, tetapi menurut dia ukuran vikui lebih kecil dari vikoi. Alasan dia memberi nama vikui pada salah satu hamsternya, adalah untuk mengingat gw dikala dia sedang merasa kesepian butuh pendamping seperti diriku. Untung saja bukan anjing atau babi yang dia beli, kalau sampai membeli kedua hewan tersebut ya sama saja gw disamain sama tuh makhluk yang tak memiliki tangan itu. Kalau kita berdua sedang tidak ada jadwal sepedahan, biasanya kita membersihkan kandang hamster sambil memperhatikan tingkah laku mereka yang lucu. Gw merasa dirinya teramat romantis, padahal gw sering menonton telenovela maria mercedez atau soledhat tetapi daya romantis gw terhadap pasangan masih juga kalah, mungkin karena faktor first love sehingga kurang tahu cara berpacaran itu kaya apa.

First love itu gak kaya cinta-cinta yang udah kalian rasakan lho, berani pegangan tangan ataupun menyentuh rambutnya. Untuk saling tatap-tatapan saja susahnya minta ampun, bisa keluar keringat dingin sambil kencing diam-diam. Gw pun merasakan hal yang sama saat itu, Cuma gw nya yang gak mau untuk melakukan hal tersebut, sepertinya terlalu dini untuk berperilaku seperti itu. Gw jadi teringat pesan guru ngaji, berawal dari sering tatap-tatapan lalu mulai pegangan tangan, cubit-cubitan, elus-elus rambut, cium pipi yang katanya menandakan sayang hingga akhirnya ciuman bibir dan puncaknya adalah kombinasi antara ciuman, pegang-pegang hingga elus-elusan. Kalimat tersebut baru gw pahami ketika gw berumur 14 tahun atau waktu gw kelas 2 SMP. Ternyata gak kerasa hubungan kita sudah memasuki bulan ketiga, rasanya gitu-gitu aja setiap kali pacaran, naik sepedah, minum susu bareng, main sepeda lagi, mainan hamster dan begitu-begitu terus tanpa adanya perubahan kegiatan. Hingga akhirnya gw merasa jenuh dan dia pun sepertinya juga agak jenuh ya, terlihat dari cara kita bertemu lebih sering diam sambil mainan rambut kita. Pada saat itu juga gw lagi keranjingan bermain internet, chatting merupakan kegiatan tambahan gw setelah pulang sekolah dan makan siang, mengesampingkan tidur siang dan menghilangkan jadwal kerumahnya tiap sore karena mata lelah akibat kelamaan chatting. Dia memang menanyakan kenapa gw jarang kerumah dia tiap sore, gw pun menjawab jika gw lagi sibuk mempersiapkan ujian sekolah sehingga waktu pacaran gw digantikan dengan waktu belajar, padahal gw sebenarnya lagi asik bersurfing ria didunia maya.
Hubungan kita Cuma sampai 3 bulan lebih 2 minggu saja, entah kenapa bisa putus hubungan karena masalah sepele ya?. awal mulanya sih saat gw asik main internet di salah satu warnet, lalu ada dia bersama teman-teman SMP nya yang menurut gw cakep-cakep banget. Gw malu banget jadinya untuk menyapa kekasih hati gw itu, akhirnya gw pura-pura gak liat dia sambil mendemin kepala di bilik meja komputer. Padahal dia beberapa kali manggil-manggil nama gw tetapi gw malah semakin ngumpet dibilik seperti kura-kura. Mungkin kesel karena dipanggil gak nengok-nengok, dia pun keluar dari warnet tersebut sambil banting pintu, semua mata pelanggan tertuju pada pintu yang dibanting dia. Gw pun berkeringat dingin, sepertinya tidak mau keluar dari warnet ini karena takut di tebas kepala gw pake lidi.

Sesampainya dirumah, telepon rumah tidak berhenti-hentinya berdering, kebetulan rumah gw lagi kosong dan tidak ada siapa-siapa sehingga mau tak mau gw harus yang mengangkat telepon itu. Pas gw angkat tidak ada suaranya sama sekali, gw pun menutupnya, dan tak lama berdering lagi. Begitu terus sampai gw sendiri jengah dengan teroro yang dilakukan orang tak bertanggung jawab itu, gw angkat telepon untuk kesekian kalinya dan gw mendengar kata “bego lo, cewek lo nangis, lo bego banget, mati aja lo” langsung tertutup teleponnya, kayaknya dibanting sama yang nelepon. Gw langsung berkeringat lagi, lama-lama gw bisa dehidrasi karena keseringan berkeringat tanpa menggantikannya dengan cairan ion untuk tubuh. Beberapa kali gw diteror begitu hingga akhirnya gw cabut kabel teleponnya biar gak lagi ada yang neror gw, bisa lemas kekurangan cairan gw.

Teror itu belum berakhir, keesokan harinya ada yang sering manggil-manggil nama gw dari depan rumah, tetapi pas disamperin orangnya lari mumpet, kayaknya sih cewek yang manggil gw. Gw berpikir kalau temen-temen si Fitri lah yang ngerjain gw, sebenarnya gw nyesel banget sama kejadian di warnet tersebut beneran deh suer gw gak pengen kejadian tersebut terjadi. Sejak saat itu, kita kehilangan kontak, gw gak berani mendatangi rumahnya karena gw merasa bersalah banget, untuk menghubunginya lewat telepon pun tiada daya keberanian apalagi menghubunginya lewat morse asap ala indian. Ya Tuhan, apakah ini ganjaran yang gw terima karena telah menyakiti hati seorang anak adam keturunan hawa. Ya namanya juga waktu itu gw seorang anak kecil yang sedikit lugu, kalaupun gw salah tetap saja merasa benar, angkuh dan menjadi sombong.

Bukan berarti gw gak lagi bersahabat sama Fitri, 5 tahun kemudian dia kerumah gw untuk memperbaiki silahturahmi yang sudah putus sekalian kasih gw kado ultah. Gw terpaku saat dia datang, dirinya yang sudah SMA itu menjadi wanita yang cantik dan berisi, gw pikir dia minta balikan lagi sama gw ternyata dia mau ngasih kado ultah. Semakin merasa gak enak gw sama dia, mungkin waktu 2 tahun yang lalu gw pernah ngirim kado untuk dia tapi gw titip lewat temennya yang tak lain adalah tetangga gw. Disitu ada surat permintaan maaf tulus dari gw atas perilaku gw beberapa tahun yang lalu, ternyata dia ingin membalas hadiah tersebut. lebih salutnya lagi, dia masih ingat hari ultah gw, dan gw gak peduliin apa bentuk kado tersebut yang gw peduliin adalah kehadirannya lagi di kehidupan gw. Sempat GR juga atas kehadiran dia, gw kira bakal ngajakin balikan, ternyata ngajakin putusan dan menjalin persaudaraan layaknya seorang sepupu’an. Memang lebih baik begitu sih daripada harus berpacaran hingga akhirnya memutuskan jalan persahabatan.
Begitulah kisah kasih cinta monyet gw waktu jaman Sekolah Dasar, emang gak begitu mengharukan tapi cukup memalukan karena sikap kanak-kanak masih saja membalut kehidupan gw sehingga belum peka terhadap keinginan seorang wanita itu seperti apa. TTM atau teman tapi mesra pernah juga gw rasakan waktu jaman-jaman SMP, gw yang sudah pernah mengenal cinta saja masih ketipu dengan yang namanya TTM. TTM yang gw rasakan merupakan TTM yang tidak gw rasakan, menurut dia adalah TTM tapi menurut gw adalah bukan TTM, bingung?, ya sama gw juga bingung. Saat itu belum booming yang namanya lagu Teman Tapi Mesra ciptaan Ratu (Maia Estianty dan Mulan Jameela). Gw baru tahu itu TTM setelah lagu itu terbit sekitar gw kelas 1 SMA, dan yang gw sesali adalah gw terlalu serius dalam permainan TTM, seharusnya gw gak perlu pake hati untuk memainkan pernah pria dalam cerita Teman Tapi Mesra.


1 komentar:

  1. Playtech launches live-dealer app in Nigeria, UK &
    Playtech 강원도 출장안마 has announced it has launched its live-dealer 거제 출장마사지 application in the country's Fecabri, and it is 안양 출장마사지 currently working on its 광주 출장마사지 integration with 양산 출장안마 Live Dealer

    BalasHapus